Thursday, January 7, 2016

Ustad Minta Maaflah

Baru saja saya membaca repost screencap twit  Ustad Felix yang mendiskreditkan ibu pekerja yang katanya menghabiskan lebih banyak waktu di kantor daripada bersama anak. Ok. Saya hanya mau bilang: minta maaflah ustad. Segera.

Sekarang memang lagi zamannya perang 'ideologi' antara working mom dan fulltime mom. Perang yang di mata saya tidak relevan dan siasia belaka. Semua peranan ibu memiliki alasannya masingmasing, dan sangatlah tidak dewasa untuk menghakimi satu peranan atas peranan lainnya.

Sebutlah Ummi saya yang notabene adalah working mom. Ummi bekerja sejak pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Saya hampir tidak ingat kapan Ummi mulai bekerja. Saya hanya ingat Ummi selalu bekerja meninggalkan kami di rumah dan baru pulang petang. But does that make her less like a mom? No! Setiap sebelum pergi, sejak subuh Ummi sudah beresberes dan memasak, meninggalkan kami dengan makanan, pulang ia kembali merapikan hamburan yang kami sebabkan, mengajar kami mengaji lalu mengobrol sambil memijit kaki beliau. Kami adalah anakanak yang tak pernah kekurangan perhatian. Kami selalu merindukan Ummi. Kami selamanya menyayangi Ummi.

Lalu bagaimana pula dengan ibu macam saya yang senang disebut fulltime mom meski pada kenyataannya saya dosen yayasan di salah satu universitas swasta dan juga seorang wirausaha? Di mana tempat saya dalam 'perang' ini?

Jangan jangan perang ini memang absurd adanya... di akhir hari yang terpenting adalah tetap melakukan hakikatnya sebagai ibu yang memiliki anak: menyayangi anak kita. Sementara itu adalah hal yang pasti. Dan lagi, anak tak akan buta dan mati rasa terhadap kasih sayang sejati.

Saya yakin Ustad Felux juga pernah dididik ibu guru, and to some other child she's a loving mom that the child always long for.

Ibu adalah ibu. Berkarir maupun tidak.

Tuesday, January 5, 2016

Tv for CMI

CMI sudah masuk usia main. Saya dan abu CMI kalau meladeni CMI main bisa sampai mati gaya, roleplay sudah, krincingan sudah, tummy time sudah, baca buku kain sudah... pokoknya sampai bingung CMI mau diajak main apa lagi. Walhasil berangkatlah ke depan tv nonton upinipin. Ini favorit CMI belakangan, saat ia mulai familiar dengan dua bocah animasi berkepala gundul itu :) tapi ada yang bikin resah tiap CMI nonton tv, yang juga bikin resah hampir semua ibuibu: iklan.

Hampir setiap kali nonton saya dan abu CMI pasti mappotepote tentang betapa tidak mendidiknya tayangan2 lokal. Di dua rumah sebelumnya kami langganan pr*m*tv dan tr*nsv*si*n yang mendukung kami kalaukalau anak menonton tetap ada tontonan yang mendidik buat mereka. Hal ini membuat kami tiba pada kesimpulan pentingnya memfasilitasi tontonan yang layak buat anak kami.

Kami putuskan berlangganan t*ptv bawahannya tv kabel terkemuka tapi iurannya jauh lebih terjangkau. Dengan program pilihan banyak ke edukasi dan tv anak. Tv kabel hanya kami pasang di ruang keluarga agar tidak terbiasa menonton sampai larut malam. Kami mau membudayakan menonton punya waktu khusus.

Banyak sih orangtua modern zaman sekarang yang sama sekali tidak memberi akses tv buat anaknya, tapi kami sepakat total abstinence is rather backward. Soalnya saya dan abu CMI merasa CMI juga perlu informasi misalnya dari national geographic, perlu hiburan dari baby tv contohnya. Selama tv time selalu didampingi, tv time bisa dikorporasi ke dalam smart parenting. Toh banyak anak sekarang yang mau jadi hafiz karena ada program tvnya yang mereka tonton.

Tugas kita sebagai orangtua adalah menunjukkan jalan buat anak-anak kita, kelak kalau besar mau jadi apa, dan biarkan mereka memilih sendiri, karena hanya dengan pilihan sendiri anakanak maksimal dalam mengerahkan segala kemampuannya. Saya adalah 'korban' silahkan pilih sendiri dari orangtua saya, dan saya benar benar memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin, saya senang dan puas dibiarkan dan dibebaskan oleh orangtua saya dan akhirnya saya berterimakasih melalui prestasi.

Nah, hubungannya apa dengan tv time? Tv sejatinya memberi kita informasi mengenai dunia di luar sana yang tak dapat kita capai. Kita bisa tau ada Meerkat family, bisa tau tuna bluefin harganya lima puluh juta, tau aurora borealis, tau anak anak amerika jago masak atas bantuan tv . Tv seharusnya membuka mata kita atas dunia, menunjukkan kita banyak pilihan hidup... karena itu saya mau CMIku punya tv time yang memadai. Dan apa yang ia lihat kalau tidak menghiburnya, seharusnya membuka cakrawala berpikirnya.

Nb: belakangan CMI cuma mau nonton klo tayangannya seputar animal planet atawa ngc, kalo babytv malah bosann, mungkin familiar semasa di kandungan kedengaran chanel itu terus xD